Perasaan Wanita Yang Dimadu

Namun jeritku tak puas pada hatiku, Rasulullah berbeda, semua wanita yang dinikahinya meninggalkan history, dan pernikahan Rasul demikian agung serta semua diniatkan karena Allah. Semua mempunyai nilai perjuangan serta dakwah.

Jawaban Masuk:

Dr. K — Selasa, 30/03/2010 01:01 WIB

ya kuncinya ga boleh selfish..kalau kita mau bisa hidup bahagia, punya suami baik, anak-anak sholeh, maka wanita lain juga mau demikian…maka itu beri kesempatan suami kita memberikan kebahagiaan kepada wanita lain yang belum seberuntung anda…makanya tidak heran balasan buat wanita yang rela dimadu adalah surga Allah..amin…


Ani — Selasa, 30/03/2010 03:16 WIB

Allahu Maha Basar, sebuah ujian keimanan u laki-laki dan perempuan.tinggal bgmn kita meletakkan cinta pertama dn utama kpd siapa…Allah SWT dn Rosul-Nya atau kpd manusia.kembalikan pd niat kita melakukannya


fahmi attamimy — Selasa, 30/03/2010 03:42 WIB

wahai hamba Allah, pikirkanlah jika anda tidak pernah menikah dengan seorang laki-laki yg dari dulu anda idam2kan,,? walaupun perasaan anda ingin sekali memiliki suami tetapi sampai menangis darahpun anda tidak akan mendapatkannya, sehingga anda berusia lanjut dan anda hanya bisa melihat kemesraan pasangan2 hidup org lain yg saling berbagi dalam segala hal, anda hidup sendiri hingga anda berusia uzur,, dan akhirnya meninggal dalam keadaan bersendirian, tanpa seorang kekasih, suami, apalagi seorang anak,cucu, dan penerus keturunan… anda hanyalah seorang diri tidak meninggalkan apapun di dunia ini. saudariku yg di rahmati ALLAH S.W.T.. apakah saudari tau bahwa ada jutaan wanita yg bernasib demikia di dunia ini…? di karenakan jumlah perbandingan wanita dan pria di saat sekarang ini ,jumlah wanita jauh lebih bear, jikalah seorang pria harus mengawini seorang wanita saja, maka pasti sisa wanita lainnya akan bernasib seperti di atas, dgn ikhlasnya saudari unk berbagi, maka saudari telah menyelamatkan 1 atau lebih wanita yg bernasib demikian,, mudah2an saudari di berikan ketabahan oleh ALLAH S.W.T. amiin.


tien suhartini — Selasa, 30/03/2010 04:17 WIB

klo kejadian itu memang menimpa kita sebagai umat islam yan beriman terhadap takdir Allah, seharusnya kita tidak ragu menjalaninya. Allah maha tahu apa yang terbaik untuk kita maka …kenapa harus ragu?


abdullah hidayat ramadhan — Selasa, 30/03/2010 05:05 WIB

Sesungguhnya dalam poligami ada rahasia dan hikmah yg mendalam bagi mu’min dan mu’minat yg mau mencapai tingkat takwa dan sukses di dunia dan akhirat.
1.Allah swt mendidik kita agar mau berbagi dgn sesama dalam segala hal sebagaimana Allah swt membagi semua hal kepada hambanya demi kebutuhan hidup dan kehidupannya.
2.Allah swt ingin menyadarkan mu’min dan mu’minat bhw tidak ada monopoli,keserakahan dalam hidup dan kehidupan ini sebab Surga dan Neraka pun bukanlah Monopoli manusia dan iblis tapi mereka berlomba mencari pengikutnya masing2.
3.Sadarilah wahai mu’minat bhw bukanlah kaum mu;min berpoligami lantas dia merasa bahagia,TIDAK.bahkan mereka telah menambah beban tanggungjawab dalam sgl hal hidup dan kehidupannya.oleh karenanya justru mereka mengharapkan dukungan dan partisipasi penuh agar sukses menjalani hidup ini.
Semoga hikmah dan rahasia Allah swt ini dapat menjadikan kita hamba yg berbagi suka maupun duka.


abu jar’in — Selasa, 30/03/2010 05:48 WIB

Istri tuaku berkata : ” sabar dan tawakkal ” apa salahnya aku berbagi kebahagiaan dengan saudari muslimahku ”


MhD — Selasa, 30/03/2010 06:15 WIB

ukhtii fillah… msh ingat kita mencintai dan membenci hanya boleh jika karena Allah. Ego kita yg membuat seolah2 sunnah nabi adalah ketidakadilan. Naudzubillahi min dzalik. Jihad kita adalah bgmn kita sampai pd pemahaman bhw Allah dan rasul melimpahi dunia ini dg cinta pd risalahnya dan pd kenabiannya untuk kehidupan ini yg lbh baik. Jihad kita akan membw kita pd cinta yg lbh berharga lbh indah dan lbh mulia. Kalau kita sdh smpai pemahaman ini..cinta pada suami, pd madu kita, pd anak kita, bhkan pada kmanusiaan adalah sama. Kurang lebihnya adalah perlu kesabaran dalam memahami lemahnya orang lain…termsuk misal suami yg mau poligami. Wallahu alam bishowab


YUNUS — Selasa, 30/03/2010 06:53 WIB

Boleh poligami asal jangan hanya ingin menuruti hawa nafsu.
berpoligami karena Alloh SWt. & Rosullulloh SAW.


shanty maharani — Selasa, 30/03/2010 07:24 WIB

Bismillah.. Salah satu tips agar hati ikhlas menerima sang ‘madu’ adalah menjadikannya sebagai Partner. Partner dalam membahagiakan dan mensupport suami, partner dalam dakwah, partner dalam kegiatan2 sosial dan partner dalam langkah2 jihad yang lain..
Cemburu..? Manusiawi. Tapi jangan biarkan rasa cemburu itu merusak akhlak mulia seorang istri, namun jadikanlah ujian ini sebagai ladang amal, yaitu menjadikan diri makin khusyuk dlm taqarrub ilallah, sabar, tegar, dan tawakkal kepada Allah swt.


Rida A Maliki — Selasa, 30/03/2010 07:38 WIB

kembalikan semua pada Allah ….Allah tidak akan menguji seorang hamba diluar batas kemampuan Nya.
Cinta yang tertinggi seharusnya ada pada Allah, semua yang ada dibumi dan semesta ini adalah ciptaan , maka sepatutnya kita bergantung pada pemilik Ciptaan ini .
sebesar apapun masalah didunia ini akan terasa hambar apabila kita sudah merasakan MANIS nya buah keimanan.

Manfaatkanlah waktu2 yang tersisa dgn byk menyibukkan mendekatkan diri pada Allah seperti : mengikuti pengajian , Mengikuti program Takhfiz Al Quran , berpartisipasi dlm bakti sosial dsb.

Ishbir , ya ukhti innallaha ma ana …yakinlah bahwa Allah bersama orang2 yg sabar.


bunga — Selasa, 30/03/2010 08:15 WIB

mbak pikirkan juga perempuan yg susah mendapatkan jodoh…dan mmg tidak mudah mendapatkan laki2 single.
berbagi adalah solusi terbaik dari Islam kan?
apa mbak ngga kasian sama perempuan yg sendiri (tdk berjoodoh) sedangkan mbak dengan keluarga lengkap??


AAA — Selasa, 30/03/2010 08:21 WIB

Bagi laki2, poligami berarti tambah tanggung jawab. Bertambah hal yang harus dipikirkan karena bertambahnya istri maka segala permasalahan istri menjadi beban bersama. Siapa yang mau menambah tanggung jawab diakhirat.


herry — Selasa, 30/03/2010 08:56 WIB

poligami sepertinya salah satu syariat Allah swt yang jaman sekarang banyak di persoalkan. padahal penolakan pada syariat allah bisa berakibat pada kekafiran. namun ada beberapa pertimbangan dalam hal ini:
1. sayyid sabiq menulis bahwa hukum poligami sampai batas 4 adalah mubah. hukumnya sama dengan makan, mimun dll yang tak mendapat pahala jika mnegerjakannya. sehingga bagi kaum muslimin tidak usah menggebu-gebu untuk mengamalkannya seperti semangatnya berinfak, berjihad, sholat, dakwah dll. jadi ada skala prioritas dalam kehidupan. kesimpulannya poligami adalah prioritas ke 100 lah….setelah amal amal wajib seperti disebut diatas sudah diamalkan dengan ikhlas.

2. said hawa juga menulis bahwa poligami sifatnya sangat temporer. syariat ini adalah solusi bagi kondisi dimana jumlah laki laki berkurang dengan drastis. contoh; saat perang dimana jumlah lelaki turus drastis , saat jumlah kelahiran perempuan melebihi jumlah laki laki. jika kondisi tersebut tidak terjadi sebaiknya tidak usah dipaksakan untuk diamalkan toh..hukumnya mubah. apalagi jika kondisi masyarakat masih jahil dengan syariat. umar sendiri pernah membatalkan hukum potong tangan bagi pencuri karena dia mencuri karena kelaparan. jadi suatu syariat bisa saja tidak djalankan oleh penguasa islam dengan kondisi kondisi tertentu.

4. bagi muslimah, anda berhak menasehati suami anda yang ingin poligami tanpa dasar pemahaman syariat yang benar. itu adalah termasuk amar ma’ruf nahi munkar. kalau dasarnya hanya menjalankan perintah dalam surat annisa katakan itu hukumnya mubah lebih baik cari amal lain yang wajib. tapi jika negara kita dalam keadaan perang dan unutk maslahat yang jelas itu perlu disokong. so jangan hanya pasrah.


Unai Al Jelambary — Selasa, 30/03/2010 09:03 WIB

Tips-tips sehat poligami:
1. Perbanyak dan perkuat ibadah terutama Qiyamullail
2. perbanyak shodaqoh, karea sodaqoh melembutkan hati
3. Menyibukkan diri dengan kegiatan positf seperti majelis ta’lim dan bisnis home industry
4. Berdakwah mengajarkan qur’an dan Islam karena qur’an menentramkan jiwa
5. Menerima semua yg terjadi atas ijin dan kehendak Alloh SWT.


BapakeLana — Selasa, 30/03/2010 09:28 WIB

Bismillah, saya memang masih muda 30an tahun. Alhamdulillah saya diberi amanah untuk membimbing 2 orang istri. Yang satu aku nikahi seorang gadis 14th lalu, sampai sekarang belum dikarunia anak. dan 1 lagi aku nikahi seorang janda dgn 1 anak 2,5 tahun lalu. memang antara niat lillahi ta’ala dengan dorongan pemenuhan naluri beda-beda tipis tapi alhamdulillah sampai saat ini kami dapat berjalan dengan dengan saling mengisi disertai bumbu cemburu. ada kendala terbesar justru dari sanak saudara kami serta teman-teman yg memandang poligami itu hina. Bahkan akan ada aturan yang mempidanakan hal ini!…….!


yanto — Selasa, 30/03/2010 09:33 WIB

Jangan mencintai apa yg ada didunia 100% , jangan pernah merasa memiliki apa yg ada didunia ini…tujuan hidup hanya ibadah & amaliyah yg baik..


nisa — Selasa, 30/03/2010 09:49 WIB

yupz…kasihanilah mereka yg tdk seberuntung anda……. Insya Allah berpahala…


minah — Selasa, 30/03/2010 12:01 WIB

kalau mau poligami, silahkan lakukanlah, tapi jangan menghasut2 orang lain supaya berpoligami juga dong… cari temen ajah…. Tidak berpoligamipun bukan pelanggaran syariah kan?


am.chandra — Selasa, 30/03/2010 13:12 WIB

bika ingin jadi perempuan yang sholeha maka iklaskanlah suami untuk kawin lagi, kalau tidak ikhlas maka anda akan kufur karena poligami tsb ada dalam Alquran dan bila mana sisuami tidak dapat memberikan keadilan sesuai menurut agama , maka anda akan memanen fahala dari suami karena dia telah menzalimim anda, akan tetapi bila sisuami benar-benar adil dan anda iklas karena Alloh ,maka percayalah anda akan dapat kebahagiaan dunia akherat
ingat cintailah Alloh dan Rasul dari segala-galanya maka anda akan selamat dari fitnah dunia.


SUAMI SETIA — Selasa, 30/03/2010 14:26 WIB

Polygami yg dilakukan oleh Rasulullah bermuatan dakwah, demi menyelamatkan akidah perempuan yg dinikahinya, demi menyelamatkan Islam dan generasi penerus Islam yaitu anak-anak yatim para syuhada. Samasekali jauh dari nafsu dan syahwat. Benar bahwa semua hal yg dikerjakan Rasul tercinta adalah sunnah, tapi apakah semua lupa bagaimana Rasulullah marah sekali ketika Ali bin Abu Thalib hendak menikah lagi setelah beristri Fatimah putri tersayang Rasul SAW??? Apakah para bapak/suami lupa siapkah Ali?? Saya yakin semua tau, Ali adalah sepupu sekaligus menantu, tapi selain itu?? Dia adalah umat Muhammad SAW!!!! Siapa yg ga kenal Ali, dia seorang yg berjuluk ”Lautan Ilmu” memahami segala hal, memiliki segudang ilmu. Kenapa orang yg seperti itu masih dilarang oleh Rasul??!! Artinya umatnya ga akan pernah sanggup untuk melakukan polygami sprt yg dilakukan Rasul SAW sekalipun memiliki ilmu yg mumpuni bahkan orang yg setaraf Ali Bin Abu Thalib…

Islam sangat memuliakan perempuan, dengan menikah lagi tanpa ijin istri artinya meremehkan perempuan yg mencintai & katanya dicintai nya. Itu sama dengan menghilangkan kesetaraan gender yg diusung Islam sejak awal, padahal istri juga punya hak terhadap suami & punya hak untuk tidak disakiti fisik & mentalnya. Istri itu pendamping dalam susah & senang, setelah laki-laki menikahinya dia mempunyai hak untuk untuk mendapatkan kebahagiaan. Bukankah dengan menikah lagi artinya para bapak/suami telah menyakitinya?? Apakah ga ada lagi sunah-sunah lain yg bisa dijalani tanpa menyakiti orang-orang disekeliling kita terlebih orang yg kita sayangi?! Kenapa jika sunah nikah lagi orang begitu getol berlomba-lomba untuk mengerjakan, tetapi jika sunah menyantuni anak yatim & fakir miskin justru mundur teratur, bagaimanalah lagi jika diperintahkan jihad berperang melawan musuh Allah SWT…

Untuk para muslimah yg merasa kawatir ga mempunyai pasangan hidup, ingin juga merasakan & mencicipi kebahagiaan yg dirasakan oleh saudarinya, apakah tega melakukannya dg cara menyakiti saudarinya sendiri sesama muslimah?? Lalu kemudian berdalih bahwa saudarinya serakah tidak mau bagi-bagi kebahagiaan, kenapa anda ga infakkan seluruh harta anda supaya anda mencontohkan bahwa anda sendiri tidak serakah dengan keduniawian! Berbagi memang dianjurkan oleh Islam, tetapi masuk akalkah mengambil kebahagiaan orang disebut sbg berbagi? Adakah manfaat dari berbagi dengan cara menyakiti hati? Kalo memang belum ada jodoh di dunia ini, berusahalah untuk mendapatkannya di akhirat kelak, bukankah itu jauh lebih baik?? Bukankah Allah SWT sendiri yg akan menikahkan ahli surga yg belum sempat menikah ketika di dunia…??


Endang Setiyana — Selasa, 30/03/2010 14:31 WIB

Kuncinya Taqwa dan tawakal insya Alloh semua rasa sedih gundah kecewa dll sirna.


L. retno — Selasa, 30/03/2010 14:59 WIB

Ketika kita memilih Islam Sebagai jalan mulia untuk di tempuh, disana ada sebuah kedudukan mulia dan Istimewa. tidak ada lagi pertimbangan “saya lebih suka jika…” dan “Ini lebih bermanfaat untuk saya”. tapi hanya tersisa satu pilihan untuk kita(muslimah) “diridhoi Allah atau tidak”. pandangan kita menatap jauh ke depan melewati semua kehidupan(Surga). ketundukan kita haya tersisa 1. hanya pada Allah. mungkin kita yang dianugerahi atau diamanahi seorang yang kita cintai akan terasa berat dalam menjalaninya. tapi Semua kepedihan dan kebahagiaan kita telalu kecil dibandingkan dengan hasil yang akan kita dapatkan (untuk SurgaNya, Saudari2 yang kita cintai, dan rahmat untuk seluruh alam). Wallahu ‘alam.
Semangat!!!!!! Allahu Akbar!!!!


inmylove — Selasa, 30/03/2010 15:18 WIB

ikhlas dan selalu optimis bahwa hidup kita hanya bergantung kepada ALLOH SWT…bukan bergantung kepada suami atau yang lain….anggap lah ini amal ibadah bagi kita seandainya kita bisa ikhlas membangun keluarga bersama-sama dalam keluarga berpoli…..


isti — Selasa, 30/03/2010 15:49 WIB

Perlu ditelaah lebih dalam lg bahwa jaminan surga bagi wanita yang dipoligami adalah bkan terletak pada kesediaan wanita untuk dimadu saja tp lebih pada ketakwaan wanita-wanita yang dimadu kepada suami mrka…..jd ketika pada kenyataannya suami saudari tetap menikah lagi sy rasa rugi bila saudari menyesali terus menerus karna justru saudari tidak akan menikmati surga….sy tidak akan menganjurkan saudari untuk ikhlas krn sy yakin sulit sekali kendati sy belum menikah tp sy sarankan saudari untuk berusaha tabah dan tetap berbakti pd suami anda tanpa merasa iri dgn madu saudari maka insyaallah pintu surga dibuka untuk saudari


fauziah — Selasa, 30/03/2010 15:50 WIB

alhamdulillah akhirnya ada juga yg menjawab yg ada didalam hati saya yag berinisial ” Suami setia” terima kasih atas jawaban anda yg insya Allah mewakili hati semua wanita. jazakumullah.


bagus — Selasa, 30/03/2010 15:55 WIB

Yang tegar yang paham. Mesti ahsannya diskusi jauh sebelumnya. Tidak dijelaskan dalam keluh anti. So…Tafadlol pilihan ditangan ukhti.


linda — Selasa, 30/03/2010 17:48 WIB

SEMUA YANG TERJADI DIDUNIA INI SUDAH TERTULIS DIBUKU KITA MASING-MASING MENGAPA KITA HARUS BERSEDIH , ( LA – TAHZAN ) DIBALIK KESULITAN DIAPIT DENGAN DUA KEMUDAHAN , PERCAYALAH BARANG SIAPA BENAR-BENAR IKHLAS SUAMINYA KAWIN LAGI SURGA MENANTI, TERUSLAH BERIBADAH., ALLAH BENCI DENGAN ORANG YANG SERING MENGELUH.


majin — Selasa, 30/03/2010 19:25 WIB

@SUAMISETIA: ada jalan-jalan kemuliaan tertentu yang hanya bisa dilewati dengan mengikuti ajaran Islam dengan sabar dan ikhlas. Tanpa melewati itu sampai unta masuk lubang jarum pun kemuliaan itu tidak akan didapat.
Rasulullah melarang Ali poligami bukan karena Ali dan ummat Islam tidak akan mampu berbuat benar dalam berpoligami. Hati-hati membuat kesimpulan dalam agama, jangan berdasarkan hawa nafsu.
Bisa jadi karena Fatimah ra. yang tidak siap. Dan tidak ada paksaan dalam agama. Memang benar, harus hati-hati jangan sampai poligami menyakiti hati wanita.
Di sisi lain mulialah para wanita yang mampu mengalahkan jerit hatinya karena Allah. Mereka mendapatkan kedudukan yang tidak dimiliki kebanyakan wanita. Karena mereka telah berhasil melewati pintu yang tidak dilewati oleh kebanyakan wanita. Allah tidak akan berbuat dzalim terhadap amal hambanya….insya Allah..


Kyushu80 — Selasa, 30/03/2010 19:25 WIB

Saya seorang suami, tapi saya agak kurang suka ketika ada suami yang menikah lagi tanpa minta persetujuan istrinya. Saya tidak menentang poligami, dan memang suami boleh berpoligami tanpa ada ijin dari istri. Tapi bukankah setiap suami diwajibkan untuk mempergauli istrinya dengan baik. Jadi bagaimana bisa kita berpoligami, jika untuk mempergauli dan menjaga perasaan istri aja kita tidak bisa.
Poligami itu mubah,dan di atas mubah itu ada yang namanya kewajiban, yaitu kewajiban untuk mempergauli istrimu dengan baik.
Jadi, Apakah dibenarkan ketika kita mendahulukan yang mubah di atas kewajiban?
Semoga ALLAH senantiasa menetapkan kita di atas jalannya.


Abdullah Jauhary — Selasa, 30/03/2010 20:05 WIB

Untuk para bapak2 dan aktivis dakwah yang berpoligami, kalau mau mengikuti sunnah Rasul, ikutilah totalitas, jangan separo2 alias tidak KAFFAH bukankah Allah menyuruh ummat Islam untuk beragama secara KAFFAH ?

1. Nabi menikah lagi sesudah istri pertamanya meninggal dunia, jangan dibilang itu kan kasuistik dan tidak harus menunggu istri pertama meninggal doong, terimalah bahwa ini adalah fakta sejarah.

2. Sesudah Ummul Mukminin Khadijah ra wafat, Rasulullah SAW yang Mulia memberi contoh dengan menikahi seorang nenek-nenek janda Saudah binti Zam’a, kebanyakan istri kedua aktivis dakwah lebih muda, lebih kinclong dan lebih menggairahkan, terus kalau begitu mengikuti sunnah siapa ? Jangan buat alasan itu kan kasuistik, bacalah sirah dan ini fakta sejarah, Rasulullah menikahi Saudah untuk memberikan perlindungan hidup karena Sayyidah Saudah adalah wanita yang masuk barisan pertama masuk Islam berjuang dan hijrah ke Habsy dan banyak berkorban untuk Islam.

3.Rasulullah menjaga mata telinganya dari hal-hal yang jelas-jelas haram dan syubhat, Antum ? Bagaimana nggak nikah lagi lha wong di kanan kiri dan di televisi berseliweran … bidadari dunia …

4.Mari sama-sama instrospeksi, menikah lagi apa karena Sunnah Rasul atau dorongan syahwat semata ? Jangan dengan gampang menjadikan kata-kata Sunnah Rasul sebagai “senjata” untuk menundukkan istri kita, konsekuensinya sangat berat, Neraka akibatnya ….

5.Mari sama-sama banyak istighfar dan kita tegakkan dinul Islam di dalam diri kita maka ia kan tegak di negara ini. Amiiiin.


mamad — Selasa, 30/03/2010 20:08 WIB

Assalamu’alaikum,
Yang harus diperhatikan bahwa ayat poligami di dalam Al-Qur’an bukan menyatakan bahwa poligami adalah sunah, hanya pernyataan membolehkan. Rasulullah pun tidak pernah menyuruh sahabat untuk berpoligami, tetapi beliaupun tidak melarang.
Jadi tempatkan permasalahan pada tempat yang sebenarnya. Jangan mencari pembenaran saja.


yana — Selasa, 30/03/2010 21:23 WIB

apapun jenis cinta di bumi ini pada akhirnya tidak akan memberi kepuasan.hanya satu cinta yang abadi tiada lain adalah cinta kepada Alloh SWT.


UMMI NARA — Selasa, 30/03/2010 21:38 WIB

mengapa surga yg menjadi balasan bagi wanita yg ikhlas dipoligami? karena sangat sulit untuk menjalaninya. seorang solihah seperti siti aisyah pun merasa cemburu kpd siti khadijah yang telah meninggal karena rasulullah selalu memuji semua kebaikannya. adalah manusiawi untuk cemburu… jadi kita tidak bisa semudah itu mnyimpulkan wanita yang tidak mau dipoligami adalah tidak sholeh.. harus dilihat maslahat dan mudharatnya… jangan sampai ketika si istri tdak siap mental tapi si suami tetap melenggang menikah lagi.. shingga mnyebabkan si istri merasa ketidak adilan. bukankah akhirnya malah mengguncang keimanan si istri?… saya sendiri kadang tergelitik tentang poligami ketika bertemu dengan akhwat yang sholeh… dan terlintas untuk mau dipoligami apabila wanita itu adalah wanita sholeh yang menyejukkan hati tapi wallahu alam bishawab jika menjadi kenyataan apakah saya mampu…

http://www.eramuslim.com/akhwat/wanita-bicara/comment/perasaan-wanita-yang-di-madu

Tentang 4buatikah
Suara Muslim

Tinggalkan komentar